KETUA Yayasan Kebudayaan Orang Bekasi (KOASI) Sarin Sarmadi atau akrab disapa Bang Ilok mengungkap alasan Bang HK atau Heri Koswara layak menjadi Walikota Bekasi.
Dalam tulisan yang disebarluaskan lewat media sosial, Bang Ilok menulis bahwa menurut dia, sosok Bang HK adalah orang yang paling layak jadi calon walikota Bekasi.
“Bang HK menurut saya adalah orang yang paling layak jadi calon wali kota Bekasi. Selain berpengalaman 6 tahun di legislatif, beliau adalah putra asli Bekasi yang tentunya sudah sangat faham permasalahan yang ada di kota Bekasi,” jelas Bang Ilok.
Dan ternyata bukan itu saja yang membuat beliau pantas sebagai walikota Bekasi. Menurut Bang Ilok, sebagai putra asli Bekasi, Bang HK mempunyai silsilah yang sangat jelas sebagai keturunan para alim ulama yang memang menjadi panutan di wilayah kota Bekasi bahkan nasional.
baca juga: Suara Terbanyak Diraih Heri Koswara untuk DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Kota Bekasi dan Depok
“Buyut beliau Kong Haji Nasimun bin Derasip adalah keturunan Syeh Muhidin salah satu tokoh ulama yang menyebarkan Islam di wilayah Bekasi,” lanjut Bang Ilok yang membawahi 100 orang yang memiliki visi dan misi yang sama, yaitu melestarikan budaya Betawi Bekasi tempo dulu.
Bang HK adalah keturunan dari Haji Shidiq bin Haji Mujtaba bin kong Nasimun. Makam Syeh Muhidin sendiri berada di wilayah tidak jauh dari Pondok Pesantren YAPIDH (Yayasan Perguruan Islam Darul Hikmah) yang didirikan oleh KH Mohammad Shidiq ayahanda bang HK.
Tepatnya bersebelahan dengan lapangan bola Imola yang kalau dari arah barat sekitar 100 m di atas komplek Purigading.
“Syeh Muhidin kalau ditarik dari silsilah sejarahnya, beliau masih ada keturunan Syeh Jakfar Shidiq atau Syeh Maulan Malik Ibrahim dari Syeh Muhidin bin Muhammad Alwi bin Syeh Muhammad Jamaksari bin kiai Basri Tubagus Ahmad bin Hasan Sadeli bin Tubagus Umar bin kiai Tubagus Sholihin bin Syeh Ahmad bin Syeh Syihab Dzafar Shodiq bin Maulan Malik Ibrahim,” urai Bang Ilok.
Sekitar tahun 80-an, Bang Ilok mengalami benar bahwa YAPIDH yang saat itu masih menjadi sekolah madrasah adalah salah satu pusat tempat anak -anak pribumi sekitar, bahkan dari Kampung Sawah dan Pondok Melati, mengenyam pendidikan agama Islam dan kala itu kampung Pedurenan memang sudah terkenal dengan sebutan kampung santrinya.
“Banyak anak -anak pribumi yang mengenyam pendidikan agama di luar daerah, ketika pulang mendirikan madrasah dan pesantren, salah satunya adalah almarhum Baba Haji Shidiq yang mendirikan madrasah di sekitar pinggiran Rawa budug,” jelas Bang Ilok yang juga aktif di kegiatan Lebaran Betawi di Bekasi.
Rawa yang kalau musim penghujan tempat berenang tapi kalau musim kemarau menjadi lapangan atau tempat bermain bola anak-anak sekitar.
Pedurenan sebuah kampung yang penuh dengan ruh sejarah perjuangan, selain adanya Syeh Muhidin, sekitar tahun 1855, Kong Haji Dehir, salah satu tokoh pejuang asli kampung tersebut yang makamnya juga tak jauh sebelah timur dari YAPIDH, pada masa itu sudah menggelorakan semangat perjuangan melawan penjajah bahkan sebelum adanya kiai Nur Ali sang Singa Bekasi yang sangat melegenda tersebut.
“Perjuangan Kong Dehir diteruskan oleh keponakan beliau, Tabrani Kaseer, yang makamnya ada di jalan penghulu sekitaran Pondok Gede yang ternyata beliau juga asli orang kampung Pedurenan,” lanjutnya.
Tabrani kaseer adalah asisten wedana atau setingkat Camat dari daerah kekuasaan Mester Cornellis (Pemerintahan Belanda) yang memberontak pada pimpinannya yang bersikap sewenang -wenang pada masyarakat pribumi.
“Jadi kalau Bang HK menjadi walikota Bekasi beliau memang pantas karena darah para pejuang mengalir dalam aliran darahnya,” kata Bang Ilok.
Pedurenan adalah kampung santri dan kampung para pejuang dan sudah sepantasnya, menurut Bang Ilok, kalau Bang HK melanjutan perjuangan para leluhurnya yang dulu melawan penjajahan Belanda, kini Bang HK sudah saatnya berjuang untuk memajukan kota kelahirannya sebagai walikota Bekasi.
Selain aktif menjadi Ketua Yayasan Kebudayaan Orang Bekasi (KOASI), Bang Ilok juga dikenal sebagai penulis buku Betawi Punya Cerita dan Si Ilok Keriyaan di Pondok Melati.[red]
sumber: gobekasi