JARUM jam menunjuk angka satu ketika sepak mula (kick-off) turnamen futsal Piala Heri Koswara akan dimulai di JS Futsal, Pondok Melati pada Sabtu (28/9/2024).
Turnamen yang mengambil tema “Mencetak Gol untuk Majuin Bekasi” itu diikuti oleh tim dari berbagai gereja di sekitar Bekasi.
Turnamen ini menunjukkan persekutuan antar gereja bisa juga terwujud di lapangan futsal, tak melulu harus di gedung mewah dalam suasana ibadah.
Memang, turnamen futsal kali ini agak laen. Pesertanya datang dari berbagai denominasi gereja di Bekasi.
Namun, faktor pembedanya adalah kepanitiaannya bukan dari gereja atau lembaga-lembaga resmi persekutuan gereja. Pemrakarsanya adalah organisasi Barisan Anak Bangsa (BARNABAS).
Mereka melihat animo warga Bekasi, khususnya para pemuda gereja, terhadap olahraga futsal terbilang tinggi.
BARNABAS menilai kesamaan hobi ini sebagai potensi untuk menjembatani jalur komunikasi antar gereja di Bekasi. Inilah cikal bakalnya niat BARNABAS membuat turnamen antar gereja.
Niat ini kemudian disampaikan kepada Heri Koswara yang kebetulan menjabat sebagai Ketua Asosiasi Futsal Kota Bekasi.
Baca juga: Heri Koswara Resmi Dilantik Jadi Ketua Asosiasi Futsal Kota Bekasi Periode 2023-2027
Beliau merespons rencana ini dengan antusiasme tinggi. Selain mendorong terwujudnya persatuan antar gereja, dia berharap turnamen ini nantinya akan menghasilkan atlet futsal dari Bekasi.
Sebelum partai perdana di regional 1 dimulai, Melva Sihombing, selaku Juru Bicara Heri Koswara menyampaikan beberapa pesan. Beliau mengimbau agar para pemain menjunjung tinggi sportivitas.
Selain itu, Melva juga mengingatkan para pemain agar bermain hati-hati sehingga tidak terkena cedera serius.
Setelah menyampaikan sambutannya, Melva didaulat untuk melakukan tendangan pembukaan sebagai tanda turnamen resmi dibuka.
Selain Melva, Buce Mahakene ketua panitia turnamen, juga memberikan kata sambutan.
Berbeda dengan pesan Melva yang berisi himbauan, Buce lebih menekankan pesannya terkait persoalan teknis turnamen.
Turnamen ini telah dibagi dalam enam regional berdasarkan kecamatan atau lokasi terdekat setiap tim peserta.
“Setelah babak penyisihan di setiap regional selesai, peringkat satu dan dua dari tiap regional akan dilagakan kembali (dalam format sistem gugur),” kata Buce. Babak final pamungkas akan berlangsung pada 9 November 2024.
Setelah Melva dan Buce, giliran Besli Pangaribuan, sebagai ketua BARNABAS, diberi kesempatan untuk menyampaikan sekapur sirih.
Beliau menyampaikan rasa terima kasih pada panitia, Asosiasi Futsal Kota Bekasi, Yayasan JANGKAR Kehidupan, Partisipasi Kristen Indonesia (PARKINDO) Kota Bekasi, MABAR (Maju Bareng), dan Bekasi Jago.
Besli menyatakan apresiasinya karena berkat jasa merekalah turnamen futsal antar gereja ini dapat berlangsung.
Dia juga berharap agar kerja sama lintas organisasi ini dapat terpelihara di kemudian hari.
Terakhir, Besli juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Heri Koswara.
Sambutannya terhadap aspirasi BARNABAS untuk membangun jalinan silaturahmi gereja-gereja lewat turnamen futsal merupakan jantung atas terselenggaranya acara ini.
Turnamen futsal untuk babak kualifikasi di regional 1 telah rampung.
GBI Lewi keluar sebagai juara grup dengan raihan 9 poin. Prestasi GBI Lewi kian semarak karena penyerang mereka, Christian, juga keluar sebagai pencetak gol terbanyak dengan torehan 9 gol.
Kemudian, GKP Jatiranggon duduk di urutan kedua dan Adnan, pemain andalan mereka, juga dinobatkan sebagai pemain terbaik. Terakhir, GBI Kampung Sawah menduduki peringkat ketiga.
Hasil ini menunjukkan GBI Lewi dan GKP Jatiranggon akan maju ke babak berikutnya.
Turnamen futsal Piala Heri Koswara menunjukkan olah raga juga bisa menjadi sarana persatuan antar umat beragama.
Meningkatkan kualitas persaudaraan beragama tidak melulu terjadi dalam ruang-ruang diskusi atau dialog di tataran elite.
Berlari, berkeringat, mengejar bola, dan mencetak gol juga bisa memajukan jalinan tali persaudaraan antar gereja.
Kita berharap, suatu saat, turnamen serupa juga bisa dibuat dengan melibatkan tim futsal dari pemuda Islam, Katolik, Hindu, Budha, dan aliran kepercayaan lainnya. Rasanya, ide seperti ini belum pernah terjadi di Indonesia, bukan?[red]
Sumber: suarapena